Cara Menanamkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini pada Anak SD

Jiwa kewirausahaan adalah salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh anak-anak di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, anak-anak dapat menjadi lebih mandiri, kreatif, inovatif, berani mengambil risiko, dan mampu menciptakan peluang. Jiwa kewirausahaan juga dapat membentuk karakter positif seperti percaya diri, disiplin, komitmen, jujur, dan bertanggung jawab.

Namun, bagaimana cara menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini pada anak SD? Apa saja yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mendukung perkembangan jiwa kewirausahaan pada anak-anak? Berikut adalah enam cara yang dapat Anda coba:

Cara Menanamkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini pada Anak SD



1. Mulai dengan cerita


Anak-anak suka mendengarkan cerita, terutama yang menarik, menghibur, dan menginspirasi. Anda dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak-anak dengan menceritakan kisah-kisah tokoh-tokoh yang sukses di bidang kewirausahaan, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya, Anda dapat menceritakan kisah Bill Gates, Steve Jobs, Ciputra, Chairul Tanjung, Bob Sadino, atau Dahlan Iskan. Ceritakan bagaimana mereka memulai usaha mereka, apa saja tantangan dan kegagalan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka mengatasinya. Jangan lupa untuk memberikan kesimpulan dan pesan moral dari cerita tersebut, misalnya tentang pentingnya berani bermimpi, berusaha keras, belajar dari kesalahan, atau berbagi dengan sesama.

2. Mengajak anak bermain peran


Bermain peran adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak. Dengan bermain peran, anak-anak dapat mengeksplorasi berbagai profesi, situasi, dan permasalahan yang ada di dunia nyata. Anda dapat mengajak anak-anak untuk bermain peran sebagai pengusaha, misalnya dengan membuat toko, restoran, salon, atau apapun yang mereka sukai. Biarkan anak-anak menentukan produk atau jasa yang mereka tawarkan, harga yang mereka tetapkan, cara promosi yang mereka lakukan, dan strategi yang mereka gunakan untuk bersaing dengan pesaing. Anda dapat berperan sebagai pelanggan, pemasok, karyawan, atau mitra bisnis mereka. Berikan pujian, kritik, saran, atau masukan yang konstruktif kepada anak-anak selama bermain peran. Tanyakan juga pendapat dan perasaan mereka setelah bermain peran.

3. Mengajari anak membuat skala prioritas


Salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha adalah kemampuan untuk membuat skala prioritas. Dengan membuat skala prioritas, seorang pengusaha dapat menentukan apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu, apa saja yang dapat ditunda, dan apa saja yang dapat didelegasikan kepada orang lain. Anda dapat mengajari anak-anak untuk membuat skala prioritas dengan memberikan contoh-contoh situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan, misalnya:

Anda memiliki uang Rp 100.000 dan ingin membeli buku, mainan, dan es krim. Mana yang akan Anda beli terlebih dahulu, mana yang akan Anda beli kemudian, dan mana yang akan Anda tinggalkan?
Anda memiliki tugas sekolah, les tambahan, dan latihan sepak bola. Mana yang akan Anda kerjakan terlebih dahulu, mana yang akan Anda kerjakan kemudian, dan mana yang akan Anda minta bantuan orang lain?
Anda memiliki ide untuk membuat usaha baru, tetapi Anda juga harus menjaga usaha lama Anda. Mana yang akan Anda fokuskan terlebih dahulu, mana yang akan Anda fokuskan kemudian, dan mana yang akan Anda serahkan kepada orang lain?
Ajak anak-anak untuk berdiskusi dan memberikan alasan-alasan mereka dalam membuat skala prioritas. Bantu anak-anak untuk mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kepentingan, urgensi, manfaat, biaya, waktu, dan sumber daya yang tersedia.

4. Membiasakan anak untuk menabung


Menabung adalah salah satu kebiasaan yang baik untuk menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak-anak. Dengan menabung, anak-anak dapat belajar untuk mengelola uang, merencanakan keuangan, dan menyiapkan modal untuk usaha. Anda dapat membiasakan anak-anak untuk menabung dengan memberikan mereka uang saku, uang jajan, atau uang hadiah secara berkala. Ajarkan anak-anak untuk membagi uang mereka menjadi tiga bagian, yaitu untuk kebutuhan, untuk keinginan, dan untuk tabungan. Jelaskan kepada anak-anak bahwa uang untuk kebutuhan adalah uang yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti makan, minum, atau sekolah. Uang untuk keinginan adalah uang yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang mereka sukai, seperti mainan, buku, atau hiburan. Uang untuk tabungan adalah uang yang harus disimpan untuk keperluan masa depan, seperti belajar, berlibur, atau berbisnis. Berikan anak-anak celengan atau buku tabungan untuk menyimpan uang mereka. Berikan juga motivasi dan apresiasi kepada anak-anak yang rajin menabung.

5. Mengenalkan anak sosok wirausaha


Selain menceritakan kisah-kisah tokoh-tokoh yang sukses di bidang kewirausahaan, Anda juga dapat mengenalkan anak-anak dengan sosok-sosok wirausaha yang ada di sekitar mereka. Misalnya, Anda dapat mengajak anak-anak untuk mengunjungi pasar, toko, warung, atau usaha-usaha kecil lainnya yang ada di lingkungan Anda. Biarkan anak-anak berinteraksi dengan para pemilik atau pengelola usaha tersebut. Ajak anak-anak untuk bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan usaha mereka, seperti:

Bagaimana awal mula Anda memulai usaha ini?
Apa saja produk atau jasa yang Anda tawarkan?
Siapa saja pelanggan atau konsumen Anda?
Bagaimana cara Anda mempromosikan usaha Anda?
Apa saja tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi dalam menjalankan usaha Anda?
Apa saja rencana atau harapan Anda untuk usaha Anda di masa depan?
Dengan mengenalkan anak-anak dengan sosok-sosok wirausaha yang ada di sekitar mereka, Anda dapat memberikan contoh nyata dan dekat dengan kehidupan anak-anak. Anda juga dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada anak-anak untuk mengikuti jejak mereka.

6. Memberikan dukungan dan dorongan


Terakhir, tetapi tidak kalah penting, Anda harus memberikan dukungan dan dorongan kepada anak-anak dalam menanamkan jiwa kewirausahaan. Dukungan dan dorongan dapat berupa pujian, hadiah, bantuan, saran, atau masukan yang positif dan konstruktif. Anda harus menghargai setiap usaha, ide, atau karya yang dihasilkan oleh anak-anak, meskipun belum sempurna atau berhasil. Anda juga harus mengajarkan anak-anak untuk menerima kritik, kesalahan, atau kegagalan sebagai pelajaran dan tantangan untuk menjadi lebih baik. Anda juga harus membuka komunikasi yang baik dengan anak-anak, mendengarkan apa yang mereka pikirkan, rasakan, atau inginkan, dan memberikan respons yang sesuai. Dengan memberikan dukungan dan dorongan, Anda dapat meningkatkan rasa percaya diri, semangat, dan tanggung jawab anak-anak dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan mereka.

Posting Komentar untuk "Cara Menanamkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini pada Anak SD"