7 Cara Mengatasi Anak Susah Belajar di Sekolah


Anak susah belajar di sekolah adalah masalah yang sering dihadapi oleh orang tua dan guru. Anak yang susah belajar biasanya kurang tertarik, mudah bosan, atau mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Hal ini bisa berdampak negatif pada prestasi akademik, motivasi, dan kesejahteraan anak.

Lalu, bagaimana cara mengatasi anak susah belajar di sekolah? Apa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru untuk membantu anak agar lebih bersemangat dan mudah belajar? Berikut adalah tujuh cara yang bisa dicoba:


7 Cara Mengatasi Anak Susah Belajar di Sekolah



1. Mengetahui penyebab anak susah belajar


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui penyebab anak susah belajar di sekolah. Apakah anak mengalami masalah kesehatan, psikologis, sosial, atau lingkungan yang mengganggu proses belajarnya? Apakah anak memiliki kesulitan belajar tertentu, seperti disleksia, ADHD, atau autisme? Apakah anak mendapat tekanan atau intimidasi dari teman-teman atau guru?

Dengan mengetahui penyebabnya, orang tua dan guru bisa memberikan solusi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Misalnya, jika anak mengalami gangguan kesehatan, maka perlu diberikan pengobatan dan perawatan yang adekuat. Jika anak memiliki kesulitan belajar tertentu, maka perlu diberikan bantuan dan penyesuaian kurikulum yang sesuai. Jika anak mendapat tekanan atau intimidasi, maka perlu diberikan dukungan dan perlindungan yang kuat.

2. Memberikan motivasi dan pujian yang positif


Langkah kedua yang bisa dilakukan adalah memberikan motivasi dan pujian yang positif kepada anak. Motivasi dan pujian yang positif bisa meningkatkan rasa percaya diri, kebanggaan, dan semangat anak dalam belajar. Orang tua dan guru bisa memberikan motivasi dan pujian yang positif dengan cara:

  • Mengakui dan menghargai usaha dan kemajuan yang telah dicapai anak, bukan hanya hasil akhirnya.
  • Memberikan umpan balik yang konstruktif dan menyenangkan, bukan hanya kritik dan hukuman.
  • Memberikan dorongan dan dukungan yang tulus dan hangat, bukan hanya tekanan dan ancaman.
  • Memberikan hadiah dan penghargaan yang sesuai dan bermakna, bukan hanya materi dan fisik.

3. Membuat lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan


Langkah ketiga yang bisa dilakukan adalah membuat lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bisa membuat anak lebih rileks, fokus, dan antusias dalam belajar. Orang tua dan guru bisa membuat lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan dengan cara:

  • Menyediakan tempat belajar yang bersih, rapi, dan terang, bukan kotor, berantakan, dan gelap.
  • Menyediakan peralatan belajar yang lengkap, mudah, dan menarik, bukan kurang, sulit, dan membosankan.
  • Menyediakan suasana belajar yang tenang, damai, dan harmonis, bukan bising, ribut, dan konflik.
  • Menyediakan aktivitas belajar yang variatif, kreatif, dan interaktif, bukan monoton, rutin, dan pasif.

4. Mengajarkan metode belajar yang efektif dan menyenangkan


Langkah keempat yang bisa dilakukan adalah mengajarkan metode belajar yang efektif dan menyenangkan kepada anak. Metode belajar yang efektif dan menyenangkan bisa membantu anak memahami, mengingat, dan menerapkan pelajaran dengan lebih mudah dan cepat. Orang tua dan guru bisa mengajarkan metode belajar yang efektif dan menyenangkan dengan cara:

  • Menggunakan media belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak, apakah visual, auditori, atau kinestetik.
  • Menggunakan teknik belajar yang sesuai dengan tipe kecerdasan anak, apakah linguistik, logis, atau musikal.
  • Menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan belajar anak, apakah menghafal, memahami, atau menganalisis.
  • Menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan minat dan bakat anak, apakah buku, video, atau permainan.

5. Membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan anak


Langkah kelima yang bisa dilakukan adalah membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan anak. Hubungan yang baik dan harmonis bisa membuat anak merasa dicintai, dihargai, dan dipercaya oleh orang tua dan guru. Hal ini bisa meningkatkan rasa hormat, tanggung jawab, dan kerjasama anak dalam belajar. Orang tua dan guru bisa membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan anak dengan cara:

  • Berkomunikasi dengan anak secara terbuka, jujur, dan empatik, bukan tertutup, bohong, dan apatis.
  • Menghormati dan menghargai pendapat, perasaan, dan keputusan anak, bukan mengabaikan, mengejek, dan memaksa anak.
  • Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup dan seimbang kepada anak, bukan mengabaikan, memanjakan, atau membeda-bedakan anak.
  • Memberikan kewenangan dan kebebasan yang wajar dan bertanggung jawab kepada anak, bukan mengendalikan, membatasi, atau melarang anak.

6. Memberikan contoh dan teladan yang baik dan positif kepada anak


Langkah keenam yang bisa dilakukan adalah memberikan contoh dan teladan yang baik dan positif kepada anak. Contoh dan teladan yang baik dan positif bisa memberikan inspirasi, motivasi, dan arahan kepada anak dalam belajar. Orang tua dan guru bisa memberikan contoh dan teladan yang baik dan positif kepada anak dengan cara:

  • Menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dan positif dalam belajar, seperti rajin, disiplin, dan berprestasi.
  • Menunjukkan minat dan antusiasme yang tinggi dalam belajar, seperti membaca, menulis, dan meneliti.
  • Menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang luas dan mendalam dalam belajar, seperti berbahasa, berhitung, dan berpikir.
  • Menunjukkan nilai dan norma yang baik dan positif dalam belajar, seperti jujur, adil, dan bertanggung jawab.

7. Melibatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat dan menyenangkan


Langkah ketujuh yang bisa dilakukan adalah melibatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat dan menyenangkan. Kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat dan menyenangkan bisa memberikan kesempatan, pengalaman, dan manfaat bagi anak dalam belajar. Orang tua dan guru bisa melibatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat dan menyenangkan dengan cara:

  • Menyediakan fasilitas dan sarana yang memadai dan menarik untuk kegiatan ekstrakurikuler, seperti lapangan, alat, dan bimbingan.
  • Menyediakan pilihan dan variasi yang banyak dan sesuai untuk kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, dan sosial.
  • Menyediakan waktu dan kesempatan yang cukup dan seimbang untuk kegiatan ekstrakurikuler, tidak mengganggu waktu belajar dan istirahat anak.
  • Menyediakan penghargaan dan pengakuan yang adil dan merata untuk kegiatan ekstrakurikuler, tidak membeda-bedakan atau memihak anak.

Kesimpulan


Anak susah belajar di sekolah adalah masalah yang bisa diatasi dengan cara-cara yang tepat dan sesuai. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membantu anak agar lebih bersemangat dan mudah belajar. Dengan menerapkan tujuh cara di atas, diharapkan anak bisa meningkatkan prestasi, motivasi, dan kesejahteraan dalam belajar. Selamat mencoba! 😊

Posting Komentar untuk "7 Cara Mengatasi Anak Susah Belajar di Sekolah"